Monday, July 30, 2007

I'm alive....

Only dead fish swim with the stream

Karena aku masih hidup, masih bisa berkarya, masih bisa berusaha, takkan kubiarkan diriku hanya mengikuti arus. Takkan kubiarkan diriku tak bekerja keras menggapai impianku. Takkan kubiarkan nasib membawaku ke tempat yg aku tak tahu dimana muaranya.

NB : Ingatkan aku, wahai teman. Saat kemalasan menguasaiku, tularkan semangatmu padaku....

Pay It Forward : Life cannot gives more beautiful things than what you already have right now

Beberapa hari yg lalu, saya nonton lagi "Pay It Forward" (PIF). Salah satu film lama yg menginspirasi saya. Endingnya selalu bikin saya nangis. PIF bercerita tentang ide seorang anak 6 SD untuk tugas ilmu sosial. Nama proyeknya adalah PIF. Dia mulai dengan ibunya sendiri, tetangga & orang yg baru dikenalnya dengan memberikan pertolongan yg kecil & sederhana. Bila orang yg ditolongnya merasakan maknanya dan ingin membalas kebaikan, dia minta orang tsb membalasnya dengan memberikan pertolongan yang berarti pula pada 3 orang lainnya, dan seterusnya, hingga (harapannya) kebaikan tersebut akan menyebar ke penjuru negeri.

Saya ingat kali pertama kali nonton PIF, saya sgt terinspirasi utk berbuat hal yg sama pada orang lain. But it didn't work for me. Why ? Mungkin karena saya seperti orang yg disebut oleh sang anak, berikut kutipan terjemahan bebasnya,
"Buat orang yang telah terbiasa dengan keadaannya, perubahan apapun akan terasa berat. Dan lalu ia akan menyerah. Kalau begitu, maka semua orang akan kalah."

Mungkin saya takut untuk melakukan perubahan karena itu akan mengusik zona nyaman saya. Mungkin jg semangat saya perlahan padam karena insight dari PIF tertutup dengan insight dari film lain *Ngeles mode : ON*.

Ending film tsb sangat sediiihh. Trevor, si anak (pemeran utama), berkali-kali melihat seorang temannya diganggu sama anak-anak nakal. Dari awal dia ingin sekali menolong teman tsb tp ia juga takut kalau nanti dia yg akan disakiti dan menjadi sasaran mereka jg. Ketika akhirnya keberanian tsb muncul darinya, ternyata itu adalah hari terakhirnya. Perutnya ditusuk oleh salah satu anak nakal tsb. Hiks...hiks... *mulai netes air mata* That's life...kebaikan & keberanian berharga cukup mahal saat ini. Terutama di daerah perkotaan, ketidakpedulian menutupi hati nurani. Takut akan konsekuensi negatif kerap kali membuat orang memilih untuk tdk mengikuti panggilan hatinya. Walaupun Trevor meninggal karena menolong temannya, saya yakin dia sangat bahagia meninggal dengan cara seperti itu. Meninggal karena mengikuti panggilan hatinya. Karena keyakinannya...

Yang sangat menyentuh adalah waktu wawancara dengan stasiun TV, tepat di hari ulang tahun Trevor,
I (interviewer) : Jadi apakah suksesnya gerakan ini adalah permohonan di hari ulang tahunmu?
T (trevor) : Bukan.
I : Lalu apa permohonanmu?
T : Aku tidak boleh bilang.
I : Kenapa tidak minta supaya gerakan ini sukses?
T : Karena tidak mungkin.
I : Kenapa?
T : Karena lilinnya sudah kutiup.
Polos sekali jawabannya...

Dan waktu hari kematiannya, orang-orang yang merasakan makna dari ide Trevor mendatangi rumahnya. Sepanjang mata, lilin-lilin yang dinyalakan seolah-olah mengantarkan kepergian Trevor & menerangi hati ibunya. Ide PIF ini juga pernah dignakan pada salah satu episode Oprah Winfrey Show, dimana Oprah memberikan uang sebesar 1000 dolar kepada beberapa pemirsanya untuk diberikan kepada orang lain (terserah, apakah akan dibelikan barang, dikasih langsung, atau dgn cara lain) & bila orang yg ditolong ingin membalasnya, pemirsa tsb hrs hanya minta spy orang tsb melakukan kebaikan pada orang lain, dan seterusnya. And you know what...giving to others gives you more than to the others (kesimpulan Oprah saat itu). Ironis bukan, saat kita memberi sesuatu pada orang lain (dg ikhlas ya...) justru kita yg merasakan mendapatkan lebih banyak daripada yg kita berikan tsb. Mulailah memberi, teman!!

What's this code mean ?

BTEU
NYAG
UASH
GIDA
KLSB
SKAN
UFSU
EDNG
DOUK
RIMK
IRNU
UBEA
GTGY
AANN
IRGA
SCE!

Mo mecahin kalimat2 di atas? Baca novel Dan Brown "Digital Fortress" ya... Yg bisa (atopun yg belum bisa) jawab, silakan komen....

Friday, July 13, 2007

10 tip sukses

Baca deh artikel inspiring berikut. Oya, salah 1 alasan gw posting artikel ini adalah karena ada kutipan dari Agatha Christie (my favorite writer!!!!).

==================================================

Sepuluh Tip Sukses Right Here, Right Now by Jennie S. Bev.

Jennie S. Bev is a prolific author and co-author of 17 books andover 850 articles published in the United States, Canada, UK,France, Germany, Singapore and Indonesia. She is based in scenic Northern California where she resides with her husband

Sepuluh tahun yang lalu, kalau saya ditanya apakah tip sukses saya, mungkin saya tidak bisa menjawab. Sekarang, sukses bagi saya bukanlah ketika buku saya menjadi best-seller atau ketika menerima pujian untuk artikel ilmiah yang diterbitkan di jurnal terkemuka diInggris Raya. Sukses bukan pula ketika saya dan suami berhasil juga membeli rumah di San Francisco Bay Area dengan keringat sendiri setelah hampir sepuluh tahun merantau di Negeri Paman Sam.


Sukses bagi saya adalah mindset. Sukses adalah saya; saya adalah sukses. Sukses bukan tujuan, bukan pula perjalanan. Success is about being dan becoming. Berani dan overconfident kedengarannya? Mungkin, yang jelas ribuan bahkan jutaan manusia "sukses" di dunia alias manusia bermental juara mempunyai mindset seperti ini. Apakah Anda perlu menjadi juara tenis tingkat Wimbledon atau juara golf profesional di PGA Pebble Beach untuk disebut "sukses"?

ApakahAnda perlu mengendarai Corvette dan Lexus SUV hybrid? Jelas tidak. Seorang bermental juara alias bermindset "orang sukses" bisa jadi hanyalah seorang salesman saja. Ambillah contoh Bill Porter, seorang salesman door-to-door dari Portland, Oregon yang terlahir dengan cerebral palsy. Ia berjalan kaki setidaknya 10 mil perhari selama 40 tahun dengan tertatih-tatih setiap hari tanpa mengeluh. Hebatnya, karena tubuhnya bagian kiri tidak bekerja sebagaimana orang normal, ia sebenarnya sangat sulit untuk berjalan tegak dan berbicara dengan jelas. (Bacawww.billporter. com, film Door to Door dan buku berjudul Ten Things I Learned from Bill Porter oleh Shelly Brady.) Dengan penghasilan pas-pasan dari seorang salesman rumah ke rumah, jelas di mata orang awam ia tidaklah termasuk kategori "sukses secara finansial." Namun, bagi saya, Bill Porter adalah salah satu orang paling sukses di dunia yang amat sangat saya kagumi. Salah satu cita-cita saya adalah bertemu muka dengan beliau suatu hari.

Nah, lantas apa resep 10 tip sukses concoction ala Jennie? Satu, bersyukurlah atas hari ini. "Just to be alive is a grand thing," kata Agatha Christie, salah satu novelis detektif terkemuka. Jauhkanlah perasaan depresi dan sedih tanpa juntrungan. Jalani setiap hari dengan hati penuh syukur. Ingatlah akan Bill Porter. Kalau dia bisa jadi seorang salesman berhasil, apapun yang Anda inginkan sebenarnya pasti bisa tercapai.

Dua, belajarlah seakan-akan Anda akan hidup selamanya, hiduplah seakan-akan Anda akan mati besok. Mohandas Gandhi pernah berkata demikian, "Live as if you were to die tomorrow, learn as if you wereto live forever." Belajar terus, upgrade diri terus dengan berbagai cara baik yang memerlukan effort maupun effortlessly.

Tiga, setiap ketrampilan pasti ada penggunanya. Ini saya dapat dari salah satu sahabat saya seorang wanita blonda dari San Diego. Sahabat saya Crystal ini pernah membesarkah hati saya, "There areall kinds of writers, there are all kinds of readers." Ketika saya down karena merasa incompetent bertarung dengan penulis-penulis lokal di sini, Crystal mengingatkan bahwa setiap jenis penulis pastiada pembacanya (niche). Find your niche, so you find your place inthe world.

Empat, bukalah jalan sendiri, orisinil. Ralph Waldo Emerson once said, "Do not go where the path may lead, go instead where there isno path and leave a trail." Jangan latah mengikuti orang lain, dengar kata hati dan ikutilah jalan yang belum kelihatan.

Lima, belajar mencintai apa yang Anda punyai, bukan berangan-angan akan apa yang Anda tidak miliki. Use whatever you have at hand, impian hanya akan menjadi nyata kalau Anda menggunakan instrumen yang kasat mata saat ini juga.

Enam, lihat apa yang kelihatan dan lihat apa yang belum kelihatan. Gunakan visi dan misi untuk mengenal apa yang Anda tuju. Seringkali,apa yang belum kelihatan adalah blue print untuk sukses Anda. Begitu kelihatan, ia akan menjadi semacam de ja vu.

Tujuh, telan kepahitan hidup dan bersiap-siaplah dalam menyongsong hari baru. Setiap hari adalah hari baru. Bangunlah tiap pagi dengan hati yang curious akan apa yang akan Anda alami hari itu. Be excited, be courageous to start the day.

Delapan, semakin banyak Anda memberi, semakin banyak Anda akan menerima. The more you give, the more you get in return. Dalam marketing, ini mungkin disebut sebagai taktik public relations atau publicity. Namun, dalam kehidupan sehari-hari, ini juga berlaku tanpa diselipi dengan iming-iming tertentu. Saya sendiri sudah membuktikannya. Semakin banyak kita memberi (dalam arti luas, tidak terbatas uang dan materi), semakin besar penghargaan dan berkat yang kita terima.

Sembilan, jadilah mentor diri sendiri. What would Oprah do? Itu yang saya pakai sebagai ukuran. Saya tidak memilih Nabi atau pembesar negara, namun seorang wanita berkulit berwarna yang telah membalikkan nasibnya sendiri menjadi salah satu orang berpengaruh didunia.

Sepuluh, saya eksis dengan maupun tanpa tubuh saya. Setidak-tidaknya sekali sehari, saya mengingatkan diri sendiri bahwa hidup ini bukanlah untuk selamanya. Maka berbuatlah terbaik pada saat ini juga. Jangan tunggu-tunggu lagi. "Just do it," kata Cher di Farewell Concertnya beberapa tahun yang lampau. I do my best every chance I have. Berbuatlah terbaik di setiap kesempatan, karena itu mungkin yang terakhir. Ingatlah sukses bukanlah tujuan, bukan pula perjalanan. Sukses adalah mindset. Bukan hanya cogito er go sum (saya berpikir maka saya ada), namun sum ego prosperitas (sukses adalah saya).

KPI? Penting ya???

Apa sih KPI itu?
Buat yg tdk berkecimpung di dunia SDM, mungkin tdk familiar dgn si KPI ini. KPI atau Key Peformance Indicators, untuk gampangnya, adalah ukuran2 yg digunakan organisasi untuk menilai apakah anggota organisasinya memberikan kinerja sesuai dengan yang diinginkan oleh organisasi.

Kenapa perlu?
Klo kata Ibu ER, "Tukang cukur tdk dpt mencukur rambutnya sendiri dg baik.". Pada semua perusahaan, terutama yg bergerak di bidang jasa, karyawan mesti tahu apa yg diinginkan perusahaan. Sebaliknya, perusahaan jg mesti tahu ukuran (ato bukti-bukti) yg dapat digunakan untuk mengatakan bahwa karyawan A itu performance OK, si B cuman so-so aja, klo C baru deh ancur bgt.

Gimana tuh bentuk KPI?
KPI harus berisi perilaku-perilaku yang konkrit dan dapat terukur dengan jelas, bukan berupa konsep2 yg mengawang-awang. KPI jg harus dibuat detail, tetapi jangan sampai sangat detail, sehingga terkesan kaku dan menutup ruang untuk pengembangan individu atau ide-ide baru di luar indikator yang pernah ditetapkan sebelumnya.

Gimana ngukurnya tuh?
Yg mengukur bisa atasannya, karyawan sendiri, bawahan, HRD ato gabungan dari pihak2 tsb. Kalau di kantor gw, KPI disebut rapor. Rapor diisi oleh karyawan ybs, diperiksa dan disetujui oleh atasannya, lalu dikumpulkan untuk dievaluasi HRD dan manajemen. Saat mengukurnya, yg dijadikan landasan adalah kinerja aktual kita, karena memeng indikator2nya sangat jelas, sehingga menghindari misinterpretasi. Contoh yang paling gampang, berapa kali rata2 karyawan tsb menelepon klien per hari, berapa buku yg sudah disharing dlm bln tsb, dsb. kuran2 tsb sudah ditetapkan dalam range (berikut batas minimalnya) sehingga si A tau berapa ukuran yg setidaknya hrs dia capai untuk dapat dikategorikan 'just fine'.

Kpn tuh diukurnya?
Karyawan harus selalu aware lah sama kinerjanya, so mesti sering mengacu lagi ke indikasi2 yg ada dlm rapor tsb. Pengumpulannya ke atasan (klo di tempat gw) adalah 1 bulan sekali, dievaluasi 6 bulan sekali oleh HRD & manajemen, lalu implmentasinya (yg diharapkan promosi, tentunya), dilakukan 1 thn sekali.

That's all for now. Klo di kantor kamu-kamu gimana? Udah ada blom? Ato mungkin ada yg mo tanya2 soal KPI ini. Monggo... Akan dijawab semaksimal mungkin. ^^

Quote of the day


"Ideas are the currency of the future"

So, jadilah orang yg penuh dengan ide. Bayangkan berapa banyak orang yang memperkaya diri (dalam arti harfiah dan kiasan :D) dengan 'menjual' idenya. Kasarnya, kita tidak akan jatuh miskin jika punya ide.

Ide, seperti yg kita tau, bisa ide yg 'baik' ato 'jahat'. Ide yg manapun itu, akan dapat membuat seseorang bertahan di masa depannya. So, fill up your self with (good) ideas, everybody!!!!

Wednesday, July 04, 2007

Launcing buku Ibu Direkturku

Jumat, 29 Juni 2007 kemarin, merupakan hari yg menyenangkan buat kantor gw. Berhubung itu adalah hari Jumat di minggu terakhir, maka jadilah dia Internal Day (ID). Saat ID ini, diharapkan semua karyawan fokus ke internal. Itulah mengapa tidak ada kelas asesmen, jadwal pelatihan, dan jalan2 ke klien di hari itu. Khusus untuk ID kemarin, kita jln2 ke Bogor, tepatnya ke Cafe De Daunan (yg ada di Kbn Raya Bogor). Jam 8-9 semua mesti beres2in kerjaannya krn jam 9 akan brgkt ke Bgr (bberapa pulang malem di hari sebelumnya spy kerjaannya kelar). Karena mesti siap2 sosialisasi database training, gw dtg (jauh) lbh cepat dari biasanya [hohoho...].

Sampe di sana kira2 jam 10. Semua foto2 di sekitar kafe trus balik ke kafe jam 11 buat makan siang. Abis makan (sekitar jam 12), adalah acara bebas, dengan syarat jam 15.30 udah sampe di Grand Mahakam (ada apa di Grand Mahakam? Ikutin cerita gw terus ya...). Ada yg ke Tajur, langsung ke kantor (krn ada kerjaan. huhuhu..diberkatilah org2 rajin spt mereka ini). Kelompok gw pergi ke PUNCAK!!! Ini karena salah satu teman gw pengen bgt ke Masjid At-Ta'awun yg ada di sana.

Segarnya udara puncak jd refreshing yg menyenangkan. Dan menyejukkan. Dan menyegarkan. Dan membebaskan. Senangnya jln2 ke daerah sejuk lagi. Udah lama ga sempat jln2 lagi. Abis sampe masjid, kita sholat zuhur, foto2, trus langsung cabut lagi ke kantor. Sampe kantor, org2 lagi pada catok rambut, make-up, gradak-gruduk beresin kerjaan. Semua siap2 ke Grand Mahakam.

Nah, sebenarnya ada apa di Grand Mahakam. Tentunya ada kamar hotel. Ups!!! Maaf, cuman bermaksud ngelucu aja [tp ga lucu, ya?]. Hari itu ada launching bukunya direktur perusahaan tempat gw bekerja. Itu pertama kalinya gw ikutan launching buku tapi bukan jadi pengunjung [hehehe...]. Sebenarnya hampir semua isi buku tsb udah gw baca krn merupakan kumpulan artikel di suatu koran nasional. Gw ikutan beli juga dong, supaya bisa minta tanda tangan beliau. Ada beberapa buku lain yg sudah beliau tulis, ternyata loh.

Oya, sedikit pendapat gw soal Ibu Direktur tercinta ini setelah 2 bulan mengenal beliau : sangat ramah, enerjik, tegas, motivator dan inspirator buat orang2 di sekelilingnya. Banggalah gw jd salah satu karyawan beliau.

Kutipan yg dia tulis di buku gw, "Mir, sabar ya. Kita pasti bisa sukses bareng." Hidup Ibu!!

Saya diperlukan tidak ya?

"If 2 people have the same opinion, you dont need 1 of them." (Mark Twain)

apa jadinya klo gw ga pindah bulan lalu?

Di postingan ini gw bilang 'kan klo gw pindahan tgl 1 Juni kemarin. Wkt itu concern gw adalah karena udah capek bgt. Sampai 1 bln yg lalu, jalur gw pulang ke rumah (dari kantor) ada 2 :
1) naik Koantas Bima 510, turun di Pasar Rebo, naik metromini 53, turun di gang Arus (ada di Jl. Dewi Sartika), trus jalan ampe gempor (sampe 1 km ga ya? lumayan jauh deh pokoknya). Jalur ini cenderungnya tdk macet.
2) naik kopaja P20, turun di perempatan Mampang-Kuningan, nyambung apa aja yg ke Cawang. Turun di Indomobil, nyebrang jembatan penyebrangan, jalannya dekat. Jalur ini macet (dan seringnya) bgt.

Utk jalur 1, yg bikin gw emosi jiwa adalah jalannya yg jauh. Sedangkan jalur 2, gw gempor krn macet (dari perempatan ke Cawang), bus penuh yg berimb as pada tdk dpt tempat duduk.
Sebelum gw semakin murka ato badan gw protes, akhirnya dengan (nyaris) tanpa persiapan, gw (dengan memaksakan adik gw, tentunya) memutuskan untuk pindah kontrakan ke daerah Mampang. Ini diambil krn pertengahan dengan Kuningan (adik gw yg cowok masih sekolah di Casablanca) dan Pondok Indah (kantor gw). Jadi klo pagi2, gw dan dia sama2 naik 1 kali (kopaja P20) tp ke arah yg berlawanan.

Gak tau knapa, wkt itu gw benar2 udah ga tahan mo pindah. Sempet ada pemikiran buat pindah bulan Juli aja krn kita juga belom ada persiapan. Gw menolak. Jadilah 1 minggu sebelumnya (26/05/2007), gw dan adik gw survey dan nge-tek-in calon kontrakan. Tadinya kita mo pindah hari Sabtu (2 Juni) tp krn ga ada angkutan buat pindahan yg available hr itu, jadilah pindahannya maju 1 hari. Know what : gw pindahan malem, baru packing dari pagi di hari yg sama. Benar2 kilat deh.

Dan duarrrr!!!! Serasa kilat menyambar gw dan adik2 gw wkt cowoknya adik gw (yg cewek ya, bukan yg cowok ;p) bilang klo kontrakan yg lama gw kebakaran. Kejadiannya Jumat, 29 Juni. Berita lengkapnya baca di sini. Kebakaran itu menimpa RT 6, 7 dan 8. Rumah gw di RT 7, pas bgt di belakang Kedutaan Arab. Kebakaran parah deh pokoknya. Ga kebayang deh, soalnya rumah2 di sini dempet2an bgt dan kebanyakan rumah kecil dan sebagian dari kayu. Soalnya sebagian besar orang di situ dari kalangan bawah. Kebanyakan pedagang kaki lima dan karyawan Carr*f**r yg ada di dkt situ.

Kebayang ga sih klo gw wkt itu memutuskan ga pindah bulan Juni, tp Juli? Mungkin gw ada dlm daftar orang2 yg kena musibah itu. Mungkin gw kehilangan TV, pakaian, perabotan (yg pada dasarnya emang ga punya byk) dan dokumen2 penting. Mungkin gw yang nangis-nangis meratapi tempat tinggal dan barang2 yg hangus. Mungkin gw yg kalang kabut mengkhawatirkan adik gw (karena pas kejadian, siang hari, kemungkinan gw ada di kantor). Mungkin gw sekarang sibuk mencari2 barang2 apa yg masih tersisa dg risiko kejatuhan puing-puing kebakaran. Mungkin gw mengutuki diri karena tdk mengindahkan firasat gw.

Gw sangat bersyukur waktu memutuskan untuk pindah gw mendengarkan firasat gw. Pokoknya wkt itu gw benar-benar ga mau kompromi. Selain faktor capeknya, kayaknya emang ada sesuatu yg menyuruh gw buat pindah. Gw memang sering menuruti firasat. Klo sesuatu 'feel-doesn't-right-to-do', seringnya ga gw lakuin. Dan sebaliknya, klo gw merasa 'i-have-to-do-this-no-matter-what', gw biasanya ikutin juga. Hal ini banyak 'menuntun' gw mengambil beberapa keputusan penting dalam hidup gw.

Dari kalian ada yg punya pengalaman serupa?