Tuesday, March 10, 2009

Siapa yang pernah dicium setan?

Tahu gak kayak gimana yang katanya orang 'dicium setan'? 'Dicium setan' ini sebenarnya hanya istilah. tidak tahu juga siapa yang pertama kali menyebutnya. Katanya kalau tiba2 muncul lebam biru keunguan di badan tanpa tahu alasannya atau dimana terbenturnya, kemungkinan besar orang tsb 'dicium setan'.

Mulai 4 hari yang lalu, lebam di tubuhku sudah mulai bermunculan. Bukan! Bukannya karena 'dicium setan' alias tanpa sebab. Biang kerok lebam dan pegal-pegal di sekujur badan adalah karena latihan bela negara a.k.a. Leadership Camp di Kopassus Cijantung. Mulai jam 19.00 di hari Jumat kemarin(pulang kantor langsung ramai-ramai naik Koantas Bima 509 carteran) sampai Senin (kemarin) sore jam 16.30. Latihannya mulai pengenalan Kopassus, PBB (Peraturan Baris-Berbaris), kedisiplinan, kepemimpinan, dan tentu saja apalagi kalau bukan latihan fisik!

Latihan fisik tidak usah ditanyakan lagi mungkin ya. Bangun pagi, senam pagi, push up, latihan aikido (ada 4 teknik kuncian & pelintiran yang diajarkan), lari pagi (dan hampir selalu lari deh kayaknya di sepanjang kegiatan outdoor).

Di pengenalan Kopassus dijelaskan latar belakang, sejarah, operasi dan tokoh-tokoh militer yang dari Kopassus. Darimana asal kata "Commando" (yg dalam bahasa Indonesia diserap menjadi "Komando"), operasi-operasi Kopassus yang di Indonesia dan dunia, tokoh-tokoh militer yang bagi orang awam sulit membedakan mana yang dari Kopassus, Kostrad, Kepolisian, dan lain-lain. Tahukah Anda kalau fungsi Kopassus yang dahulunya adalah Pertahanan & Keamanan (HanKam) telah berubah menjadi Pertahanan saja (lupa euy waktu itu disebutkan ada di undang-undang/peraturan nomor berapa)? Deu, gaya bgt gw yak? :D

Materi PBB (Peraturan Baris-Berbaris) yang diajarkan sudah pernah didapat ketika masih jadi anggota Paskibra di SMP, jadi masih ingat-ingat. Masih bingung kadang-kadang untuk memberikan aba-aba tertentu, misalnya bila aba-aba awal adalah "Hormat, grak!" atau "Lencang kanan, grak!" maka mestinya untuk mengembalikan ke posisi sempurna aba-abanya "Tegak, grak!", sedangkan setelah "Istirahat di tempat, grak!" maka aba-abanya "Siap, grak!". Terus ada juga tata cara tampil memimpin barisan atau maju ke depan barisan, memimpin nyanyi, melapor.

Menu kedisiplinan diajarkan sejak kali pertama menginjakkan kaki di komplek Kopassus. Mulai cara mengatur letak barang-barang bawaan (tas, sandal, sepatu), makan. Tidurnya di velbed yang amat sangat 'nyaman', membuat diri langsung merindukan kasur di rumah. Ada yang tidak tahu velbed? Dibuka aja ya link di atas. Oya, hp cuman bisa dicek ketika di barak dan tentu saja tidak ada tv.

Materi kepemimpinan berupa cara memimpin barisan, memberi instruksi, memberi aba-aba ketika baris-berbaris (ada aba-aba peringatan dan aba-aba perintah), memberikan briefing (menjelaskan situasi/keadaan, tujuan/tugas, pelaksanaan, administrasi, instruksi koordinasi), lalu ada lomba antar kelompok untuk materi kepemimpinan ini.

Yang paling terasa selama mengikuti latihan ini tentulah pegal-pegal di sekujur tubuh, lebam-lebam, merasa tegang, kurang tidur (di hari terakhir, ketika periksa tensi dinyatakan 90/70, sampai Kowad yang memeriksa memastikan apakah masih kuat/tidak untuk ikut pelatihan hari terakhir). Kayaknya sih itu karena kurang tidur (rata-rata tidur 4 jam saja tiap harinya) dan suasana tegang selama di sana.

Terima kasih buat para pelatih-pelatih Kopassus di sana. Oya, kalimat yang jadi kutipan para pelatih adalah "Sumber air so dekat". Ada kali 30 kali sehari dengar kalimat itu :D. Terima kasih ya untuk semua materi latihannya.

Terima kasih juga buat pihak manajemen kantorku yang telah memberikan kesempatan untuk merasakan pengalaman sekali seumur hidup, yang tentunya juga sudah bersusah payah mengingatkan para pelatih mengenai karakteristik pesertanya (hampir semuanya perempuan yang jarang berolah raga. He3x...). Waktu SMP aku sering berenang di Tirta Yudha yang persis di sebelah kompleks Kopassus, tidak pernah terbayangkan bisa merasakan pelatihan di sana.